Menelusuri Jejak Kejayaan Islam di Eropa dan Asia.

Rahmatanlil’alamin, Rahmat bagi Semesta Alam, itulah anugerah yang Allah SWT berikan bagi agama Islam di bumi ini. Berbagai peradaban telah dibangun berlandaskan pada syariat Islam, namun semua itu hanya tinggal sejarah. Tidak hanya memiliki Jejak Kejayaan Islam di Istanbul, Turki, Islam pun memiliki banyak jejak kejayaan di berbagai belahan bumi ini. HijUp akan berbagi beberapa diantaranya, yaitu di Damaskus, Baghdad, dan Cordoba. Kota-kota tersebut adalah ibukota dari peradaban Islam yang sempat berkuasa dan memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat luas pada saat itu. Masing-masing memiliki sejarah yang kuat dan meninggalkan jejak kejayaan yang masih dapat dikagumi hingga saat ini.

Damaskus - Dinasti Umayyah
image
Damaskus termasuk kota tertua yang dihuni manusia dan Islam mulai memiliki pengaruh di kota tersebut pada era kekuasaan Khalifah Umar bin Khattab. Panglima perang seperti Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Abu Ubaididah bin Jarrah, dan Yazid bin Abu Sufyan berhasil menunaikan tugas yang diberikan untuk menaklukkan daerah Suriah dan Palestina. Secara resmi, Damaskus berada dalam kekuasaan Islam pada September 635 M.
Pada 661 M, Mu‘awiyah bin Abu Sufyan mendirikan Dinasti Umayyah dan menetapkan Damaskus sebagai ibukota pemerintahan. Mengawali kekuasannya, Dinasti Umayyah fokus untuk memperluas wilayah kekuasaan Islam hingga ke Afrika Utara, Spanyol, Asia Tengah, Persia, serta India. Salah satu jejak kejayaan terbesar dari Dinasti ini adalah Masjid Umayyah yang masih dapat dilihat hingga saat ini. Pada masa kejayaannya, Masjid yang memiliki tiga buah menara, tiga buah kubah, empat buah mihrab, tiga buahsaumaah, dan empat buat gapura ini menjadi pusat kegiatan umat Islam.
Damaskus terkenal akan kemakmuran dan sifat dermawan para penduduknya. Sederet lembaga amal berdiri untuk meringankan beban mereka yang membutuhkan. Damaskus juga menjadi pusat peradaban pendidikan dan setiap orang yang ingin meraih sukses akan datang ke kota ini untuk belajar. Berbagai fasilitas dan bantuan pendidikan sangat melimpah, sehingga para pelajar tidak perlu khawatir akan tempat tinggal dan kekurangan makanan. Pada era kejayaan Islam, terdapat 150 perguruan tinggi yang terdapat di Damaskus. Al-Nuriyyah Al-Kubra yang didirikan Khalifah Nur Al-Din menjadi perguruan tinggi terfavorit dan terbaik pada saat itu.
Kekuasaan Dinasti Umayyah berakhir pada 750 M dan digantikan oleh Dinasti Abbasiyah. Ibukota pemerintahan pun berpindah ke kota Baghdad.Dinasti Ustmani yang berasal dari Turki pun sempat menguasai Damaskus sekitar tahun 1560 M.  
Baghdad – Dinasti Abbasiyah
image
Baghdad boleh dibilang sebagai Ibukota peradaban pada abad pertengahan. Ketika Eropa dicengkram kegelapan, Baghdad telah menjadi sebuah kota yang memikat. Dibawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah, kota metropolis intelektual ini telah mencapai masa keemasannya dan telah mewariskan peradaban bagi dunia.
Baghdad yang memiliki arti hadiah dari Tuhan telah dijelajahi manusia sejak 4,000 SM. Pada 634 M, panglima tentara Islam, Khalid bin Walid, menaklukkan Persia atas perintah Khalifah Umar bin Khattab. Tahun 762 M, perkampuangan kecil itu disulap menjadi sebuah kota baru oleh Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah. Baghdad dipilih sebagai Ibukota pemerintahan Dinasti Abbasiyah, karena posisinya sangat strategis baik dari sisi politik, keamanan, sosial, serta geografis.
Sebanyak 100 ribu ahli bangunan dikerahkan untuk membangun Baghdad hingga menghabiskan dana sebesar 3,88 juta dirham. Kota tersebut dirancang berbentuk bundar sehingga dijuluki sebagai ‘Kota Bundar‘ dan dipagari oleh dua lapis tembok besar yang tingginya mencapai 90 kaki. Pada luar tembok dibangun parit yang dalam. Hal tersebut terinspirasi oleh Perang Khandaq pada zaman Rasulullah SAW.
Pada 800 M, Baghdad telah menjelma menjadi pusat peradaban, pendidikan, ilmu pengetahuan, perdagangan, ekonomi, dan politik. Puncak kejayaan Dinasti Abbasiyah tercapai pada era pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) dan Khalifah Al-Ma’mun (813-833 M). Pada saat itu, terdapat Baitulhikmah yang merupakan sebuah lembaga penerjemah yang berkembang menjadi perguruan tinggi, perpustakaan, dan lembaga penelitian. Didalamnya terdapat ribuan koleksi buku, ruang baca yang sangat nyaman, ruang tinggal untuk para penerjemah, ruang untuk diskusi ilmiah hinggi area pengamatan bintang.
Setelah 500 tahun berkuasa, Dinasti Abbasiyah runtuh karena dihancurkan oleh bangsa Mongol pimpinan Hulagu Khan pada 1258 M. Ribuan sarjana dan 100 ribu warga Baghdad dibantai. Perpustakaan, saluran irigasi, gedung-gedung bersejarah, dan berbagai transkrip ilmu pengetahuan dihancurkan. Kejadian tersebut terulang lagi saat tahun 2003 ketika tentara Amerika Serikat menyerang Baghdad dan menghancurkan berbagai peninggalan kejayaan Islam yang tersisa.
Cordoba, Spanyol – Dinasti Umayyah
image
Cordoba terletak di provinsi Andalusia, sebelah barat Spanyol, dan mulai dikuasai Islam sejak 711 M dibawah komando Thariq bin Ziad. Misi penaklukkan dilakukan atas perintah Musa bin Nusair, gubernur Afrika Utara, dibawah pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik (705-715 M) dari Dinasti Umayyah. Selama pemerintahan Dinasti Umayyah berpusat di Damaskus, Toledo adalah Ibukota kekuasaan mereka di Spanyol. Sejak Dinasti Abbasiyah merebut kekuasaan Dinasti Umayyah dan pusat kekuasaan bergeser ke Baghdad, Cordoba dipilih sebagai pusat pemerintahan Dinasti Umayyah di Spanyol.
Pada masa pemerintahan Khalifah Abdurrahman Ad-Dakhil, Cordoba disulap menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Puncak kejayaannya adalah pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Rahman An-Nasir dan anaknya, Al-Hakam. Ketika itu, kejayaan dan kekayaan yang dicapai kota tersebut belum pernah tercapai sebelumnya. Terdapat 283 ribu unit rumah tinggal, 900 kamar mandi umum, 800 unit sekolah, 50 rumah sakit, dan 70 perpustakaan berada di Cordoba dengan pendapatan tahunan yang sepertiganya mencapai 6,245 juta keeping emas.
Jejak kejayaan Islam di Cordoba yang masih dapat dilihat hingga saat ini adalah Masjid Cordoba (Le Mezquita) yang mulai dirancang pada 785 M. Awalnya, bangunan Masjid hanya berukuran 70 mdiatas tanah seluas 5,000 m yang berbentuk pelataran. Masjid tersebut memiliki 11 ruangan besar yang tegak lurus terhadap arah kiblat. Tiap ruangan dibatasi 11 deretan arcade yang atapnya memiliki lengkungan dan setiap deretan mempunyai 11 tiang kolom sehingga masing-masing ruangan seolah-olah memiliki 20 tiang kolom. Tiang-tiang kolom yang merupakan barang antik dari Romawi tersebut berjumlah 110 tiang.
Masjid Cordoba kini memiliki panjang mencapai 175 m dengan lebar 134 m dan tinggi 20 m. Terdapat sembilan pintu yang seluruhnya terbuat dari tembaga kuning, kecuali sebuah yang terbuat dari emas murni. Kemegahan Masjid ini pun sangat terlihat pada ruang mihrab. Masjid Cordoba merupakan saksi bisu jejak kejayaan Islam di Cordoba yang masih dapat dilihat hingga saat ini.
Masa kejayaan Cordoba hanya bertahan selama 320 tahun dan harus berakhir tragis, karena perebutan kekuasaan yang tak kunjung usai. Warisan ilmu pengetahuan dan kejayaan peradaban yang telah dibangun pun menghilang sejak Islam terusir dari tanah Cordoba pada 1031 M.
***
Itulah beberapa jejak kejayaan Islam yang ada. Peradaban Islam berkuasa silih berganti dengan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan tehnologi yang melebihi masanya. Pergantian masa kejayaan merupakan pelajaran berharga bagi kita semua bahwa setiap yang bermula pasti akan berakhir. Selalu yakin bahwa Islam akan kembali berkuasa di bumi Allah SWT ini. Tetap berusahalah untuk menjadi Agen Muslim yang baik dimanapun kamu berada. Pelajari berbagai makna tersirat yang ada pada berbagai jejak kejayaan Islam di bumi ini. Jelajahi bumi Allah SWT, kagumi keindahan-Nya, dan syukuri segala karunia-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar

Sosial Shere

>

Entri Populer

Flag Counter