Masjid Sultanahmet (Sacred-destinations)
Jakarta - Dengan berbagai kubah dan enam menara yang ramping, Masjid Sultanahmet mendominasi pemandangan di Istanbul, Turki. Masjid Sultanahmet sebetulnya lebih dikenal dengan nama Masjid Biru.Seperti dikutip dari Sacred-destinations, Selasa (23/8/2011), pada abad 17, Sultan Ahmet ingin membangun sebuah tempat ibadah orang Islam yang lebih baik dari masjid atau bangunan ternama lainnya.
Masjid Biru dibangun oleh Sultan Ahmet saat ia baru berusia 19 tahun. Masjid ini dibangun di dekat Hagia Sophia, di atas lokasi tempat perlombaan kuda kekaisaran Byzantium kuno. Pekerjaan konstruksi Masjid yang dirancang oleh arsitek Mehmet Aga dimulai pada tahun 1609 dan membutuhkan waktu tujuh tahun untuk merampungkannya.
Sayangnya satu tahun setelah masjid tersebut selesai dibangun, Sultan Ahmed meninggal pada usia muda yaitu 27 tahun. Ia pun akhirnya dimakamkan di luar masjid itu. Di sana terdapat pula makam istri Sultan Ahmet dan ketiga putranya.
Di dalam kompleks masjid ini dulunya terdapat madrasah, rumah sakit, sekolah dasar, pasar dan makam sang pendiri. Namun sebagian besar dirobohkan pada abad ke-19.
Salah satu desain yang paling menonjol dari Masjid Biru ini adalah enam menaranya. Hal ini sangat unik karena kebanyakan masjid memiliki empat, dua, atau hanya satu menara. Menurut cerita, Sultan Ahmet saat itu meminta arsitek agar membubuhkan emas (Altin) pada menara masjid namun arsitek salah paham dan mengira Sultan meminta dibuatkan enam (Alti) menara.
Ada pun cerita asal-usul enam menara itu cukup menimbulkan skandal, seperti Masjid Haram di Makkah yang juga memiliki enam menara. Pada akhirnya, Sultan memecahkan masalah dengan mengirimkan arsitek ke Makkah untuk menambahkan menara ketujuh.
Fitur eksterior mencolok lainnya adalah turunan kubah yang seolah sebuah kubah pusat yang besar dan menumpahkan kubah-kubah kecil lainnya ke bawah. Meski namanya Masjid Biru, eksterior masjid ini sama sekali tidak berwarna biru. Nama biru diambil dari ubin yang berada di dalam masjid yang berwarna biru.
Pintu masuk barat utama dihiasi dengan indah dan sangat indah untuk dilihat. Untuk menjaga kesucian masjid, para pengunjung harus menggunakan pintu masuk sebelah utara.
Di dalam, langit-langit yang tinggi dilapisi dengan 20.000 ubin biru. Terlihat desain ubin Iznik khas abad ke-16 , ubin bergambar bunga, pohon dan pola-pola abstrak. Efek keseluruhannya adalah salah satu pemandangan paling indah di Istanbul. Ubin Iznik dapat dilihat di galeri dan di dinding utara di atas pintu masuk utama.
Bagian interiornya terlihat terang dan menyala dengan 260 jendela, yang pernah diisi kaca patri pada abad ke-17. Sayangnya, kaca itu telah hilang dan diganti dengan replika.
Jika ingin berkunjung ke sana sebaiknya dilakukan pada musim panas. Karena panitia selalu mengadakan pertunjukkan pembacaan narasi historis dan permainan cahaya di masjid tersebut. Pertunjukkan dibawakan dalam empat bahasa, Turki, Inggris, Prancis dan Jerman.
(feb/nvt)
0 komentar:
Posting Komentar