Daftar
Isi
Latar
Belakang ...................................................................................................................... 1
BAB I STRUKTUR
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN............................................ 2
Sruktur sistem informasi manajemen................................................................................. 2
Sruktur sistem informasi manajemen................................................................................. 2
1.
Struktur sistem informasi
berdasarkan kegiatan.................................................... 2
2.
Struktur sistem informasi
berdasarkan fungsi organisasi...................................... 3
BAB II KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK SISTEM INFORMASI... 4
A. Proses Pengambilan Keputusan................................................................................. 4
B. Kerangka kerja dan konsep untuk Pengambilan keputusan...................................... 4
A. Proses Pengambilan Keputusan................................................................................. 4
B. Kerangka kerja dan konsep untuk Pengambilan keputusan...................................... 4
BAB III KONSEP
DAN PERANAN DATABASE DI DALAM SIM............................. 6
A. Sistem Database....................................................................................................... 6
B. Pengertian dan macam-macam Database................................................................. 6
A. Sistem Database....................................................................................................... 6
B. Pengertian dan macam-macam Database................................................................. 6
Daftar Pustaka....................................................................................................................... 9
Perkembangan
sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup
signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik
pada tingkat operasional (pelaksana teknis)
maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini juga telah
menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan
keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling
akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan keputusan.
Meningkatnya
penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa setiap orang
dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan
tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi
informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis seperti
terlihat pada
Para
manajer di berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan lebih mudah untuk
menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan teknologi
informasi yang tersedia.
BAB I
STRUKTUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
· Struktur
sistem informasi manajemen
Struktur sistem informasi pada dasarnya
dibedakan menjadi dua yaitu sistem yang terstruktur (formal) dan sistem yang
tidak terstruktur (non formal). Sistem formal adalah sistem yang berjalan
menurut norma-norma organisasi yang berlaku pada semua orang, sesuai dengan
kedudukannya dalam organisasi. Sistem ini tergantung kepada tugas, wewenag, dan
tanggung jawab yang dibebankan kepada pemegang jabatan organisasi. Sistem
nonformaladalah sistem yang berlaku di lingkungan organisasi melalui
saluran-saluran tidak resmi, tetapi mempunyai pengaruh cukup kuat dalam
kehidupan organisasi yang bersangkutan (Gordon,1999).
1.
Struktur sistem informasi berdasarkan kegiatan manajemen.
Kegiatan perencanaan dan pengendalian
manajemen dibagi atas tiga macam yaitu: kontrol operasional, kontrol manajemen,
dan perencanaan stategi. Pengendalian operasional adalah proses penempatan agar
kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian
operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang telah ditentukan
lebih dahulu dalam jangka waktu yang relatif pendek. Dukungan pengolahan untuk
pengendalian operasional terdiri atas: pengolahan transaksi, pengolahan
laporan, dan pengolahan pertanyaan. Ketiga jenis pengolahan berisikan berbagai
macam pembuatan keputusan yang melaksanakan aturan keputusan yang telah
disetujui atau menyajikan suatu keluhan yang mengeluarkan yang akan diambil
(Gordon,1999).
Informasi pengendalian manajemen
diperlukan oleh berbagai manajer bagian, pusat laba dan sebagainya untuk
mengukur prestasi, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan
keputusan baru untuk ditetapkan personalian operasional dan mengalokasikan
sumber daya. Proses pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi yang
berkaiatan dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi menyangkut: pelaksanaan
yang direncanakan, alasan adanya perbedaaan, dan analisa atas keputusan atau
arah tindakan yang mungkin.
2. Struktur sistem informasi berdasarkan fungsi
organisasi
Setiap informasi dapat dianggap sebagai
kumpulan subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam
organisasi. subsistem-subsistem yang umum adalahh sebagai fungsi-fungsi utama suatu
organisasi dalam pemasaran, produk, logistik, personalia, keuangan dan
akuntansi. Setiap fungsi akan melakukan kegiatan sebagai subsistem informasi
untuk mendukung pengendalian operasional, pengendalian manajemen dan
pengendalian strategi.
3. Struktur sistem informasi manajemen secara
konseptual dan fisik
Struktur sistem informasi manajemen
(SIM) dapat pula dipandang menurut konsep struktural yang memungkinkan
pembahasan dan perancangan sistem fisik yang akan mendefinisikan cara
pelaksanaan SIM.
a.
Struktur Konseptual
SIM didefinisikan sebagai suatu gabungan
subsistem fungsional yang masing-masing dibagi dalam empat macam pengolahan
informasi, yaitu: pengolahan transaksi, dukungan operasional sistem informasi,
dukungan pengendalian manajerial sistem informasi, dukungan perencanaan stategi
sistem informasi.
b.
Struktur Fisik
Struktur konseptual suatu SIM adalah
untuk subsistem fungsional yang terpisah ditambah suatu pangkalan data,
beberapa aplikasi umum, dan satu model dasar analisa umum dan model keputusan.
Pada struktur fisik semua aplikasi terdiri atas program yang sama sekali
terpisah, tetapi hal ini tidak selalu demikian adanya sehingga ada penghematan
yang cukup besar dari pengolah terpadu dan pemakain modul umum.
BAB II
KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK SISTEM INFORMASI
A. Proses Pengambilan Keputusan
Model
yang bermanfaat dan terkenal yang diajukan oleh Herbert A. Simon yang akan
digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan. Model
ini terdiri dari tiga tahap pokok:
1. Penyelidikan
2. Perancangan
3. Pemilihan
B.
Kerangka Kerja dan Konsep untuk Pengambilan Keputusan.
Ada
beberapa cara untuk mengklasifikasi pengambilan keputusan. Pemahaman terhadap
kerangka kerja dan konsepnya akan bermanfaat untuk pembahasan berikutnya.
1.
Sistem Pengambilan Keputusan
Sebuah
sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat
tertutup atau terbuka. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
· Mengetahui
semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing.
· Memiliki
metode (aturan, hubungan dan sebgainya) yang memungkinkan dia membuat urutan
kepentingan semua alternatif.
· Memilih
alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan, atau
kegunaan.
Model keputusan terbuka menganggap bahwa
pengambil keputusan:
ü Tidak
mengetahui semua alternatif dan semua hasil.
ü Melakukan
pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan.
ü Mengambil
suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.
2. Pengetahuan tentang Hasil
Suatu hasil menentukan apa yang akan
terjadi bila sebuah keputusan diambil dan / atau arah tidakan diambil. Bila
hasil-hasilnya diketahui dan akibat dari hasil adalah pasti, persoalan
pengambilan keputusan adalah menghitung tidakan / hasil optimum.
3.
Tanggapan Keputusan
Keputusan
dapat digolongkan sebagai terprogram atau tidak terprogram berdasarkan
kemampuan organisasi atau individu untuk mengadakan perencana atas proses
pengambilan keputusan. Keputusan terprogram adalah keputusan yang dapat
dispesifikasikan sebelumnya sebagai seperangkat aturan atau prosedur keputusan.
Keputusan
tidak terprogram adalah keputusan yang terjadi hanya satu kali atau berubah
setiap saat diperlukan.
4. Uraian tentang Pengambilan Keputusan
Sebuah
model pengambilan keputusan yang memberitahukan pengambil keputusan bagaimana
ia harus mengambil segolongan keputusan disebut model normatif atau
preskriptif. Model deskriptif adalah sebuah model yang menguraikan bagaimana
sesungguhnya pengambil keputusan mengambil keputusan.
5. Kriteria untuk Pengambilan Keputusan
Kriteria untuk memilih di antara
alternatif-alternatif di dalam model normatif adalah pemaksimalan / maksimisasi
(atas laba, kegunaan, nilai yang diharapkan dan sebagainya).
Sebuah pandangan alternatif pada
kriteria pengambilan keputusan adalah kepuasan. Pandangan ini berasal dari
model keprilakuan deskriptif yang mengatakan bahwa para pengambil keputusan
tidak mengetahui semua alternatif dan harus mencarinya.
6. Relevansi Konsep Keputusan terhadap
Perancangan SIM
SIM berdasarkan
komputer berguna baik dalam sistem tertutup maupun sistem terbuka. Di dalam
model keputusan tertutup, komputer bertindak sebagai sebuah alat penghitung
untuk bisa menghitung hasil optimum. Di dalam model terbuka, komputer bertindak
sebagai pembantu bagi manusia pengambil keputusan dalam menghitung, menyimpan,
mencari kembali, menganalisis data dan sebagainya.
BAB III
KONSEP DAN PERANAN DATABASE DI DALAM SIM
A. Sistem
Database
Di
dalam dunia usaha dan dunia kerja, informasi merupakan bagian penting dan
sangat penting. Tujuan sistem database
meliputi :
ü Penyediaan
sarana akses yang fleksibel,
ü Pemeliharaan
integritas data,
ü Proteksi
data dari kerusakan, dan
ü Penggunaan
yang tidak legal serta penyediaan sarana untuk penggunaan secara bersama (
share ).
B. Pengertian dan macam-macam Database
1.
Pengertian sistem database
Database
adalah : suatu kumpulan data terhubung ( interrelated data) yang di simpan
secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak
perlu suatu kerangkapan data ( contolled redundancy ) dengan cara tertentu
sehingga mudah digunakan atau ditampilkan kembali, dapat digunakan oleh suatu
atau lebih program aplikasi secara optimal.
2. Model sistem Database
Model database merupakan suatu cara untuk
menjelaskan bagaimana pemakai (user) dapat melihat data secara logis.
a. Objeck
based data model Entity relationship model.
ü Entity
relationship model
ü Semantic
model
b. Record based data model
Dalam
Record based data model mempunyai beberapa pendukung
ü Relational
model
ü Hieralchycal
model
ü Network
model
c. Physical based data model
4. Organisasi file sistem database
Ada
beberapa tipe organisasi file database yang digunakan yaitu :
ü Susunan
berurutan (sequential)
ü Susunan
berurutan diindeks (indexed sequential)
Tujuan organisasi file
dalam sistem database adalah :
ü Menyediakan
sarana pencarian record bagi pengolah, seleksi/penyaringan
ü Memudahkan
penciptaan dan pemeliharaan file
Ada
2 jenis penyimpanan file :
·
Piranti akses
serial
·
Piranti akses
direct
Susunan
dan metode file dalam media penyimpanan fisik yang lazim di gunakan
·
Sequential
·
Random
·
Indexed
Sequential
Tipe
orang yang menggunakan sistem database adalah berbeda-beda dan mempunyai
kebutuhan yang berbeda-beda pula.
5. Sistem management Database (DBMS).
DBMS merupakan
salah satu elemen dalam sistem database. DBMS ini adalah perangkat lunak yang
memberi fasilitas (yang tersedia dan dapat digunakan) untuk melakukan fungsi
pengaturan, pengawasan, pengendalian/kontrol, pengolahan, dan koordinasi
terhadap semua proses/operasi manajemen suatu schema dan subchema yang di
gunakan DBMS untuk melayani program-program aplikasi dengan mengeksekusi
operasi-operasi.
Program
aplikasi dari sistem manajemen database yaitu :
a. Program
aplikasi memanggil database untuk membaca
recort
b. DBMS
memperoleh schema (global logical data description) dan menentukan tipe data
logis atau tipe data yang di perlukan
c. Data
yang di perlukan di transfer dan di simpan fisik ke dalam system buffer
d. Dalam
buffer, data di bandingkan dengan subchema dan schema
e. DBMS
memberi intruksi kepada sistem operasi komputer untuk membaca record
f. DBMS
menyampaikan informasi status program aplikasi termasuk indikasi-indikasi
kesalahan
g. Program
aplikasi dapat beroperasi dengan data dalam area kerja.
6.
Relasional Database
Relasi dalam model database resional
mempunyai beberapa karakterristik, yaitu:
a. Semua
entry/elemen data pada suatu baris dan kolom tertentu harus mempunyai nilai
tunggal (single value) atau suatu nilai yang tidak dapat dibagi lagi (atomic
value), bukan suatu lark/array atau group perulangan.
b. Semua
entry/elemen data pada suatu kolom tertentu dalam relasi yang sama harus
mempunyai jenis yang sama.
c. Masing-masing
kolom dalam suatu relasi mempunyai suatu nama yang unik (meskipun kolom dalam
relasi yang berbeda diizinkan mempunyai nama yang sama).
d. Pada
suatu relasi/tabel yang sama tidk ada dua baris yang identik.
Model
database relasional mempunyai terminologi sendiri dalam menggunakan istilah,
yang diberi nama “BIODATA”.
Tabel
relasional mempunyai dua komponen yang berbeda yaitu:
a. Itersion.
b.
Extension.
DAFTAR PUSTAKA
Heru Cahya Rustamaji, S.Si, M.T, INFORMASI MANAJEMEN, 1999.
Yogyakarta: INSIST dan IKAPI.
Bik, Hudhari. 2008. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN.
Semarang: Darul Ikhya.
Khallaf, Abdul Wahhab.2005. Sejarah Informasi.
Bandung: Marja.
Heri, Munandar Idris, PERANAN DATABASE, 1997.
Solo: CV.Ramadhani. M. Herujito Yayat, Automata, Bogor, 2001.