Ternyata
Amerika yang selama ini identik sebagai pusat kekafiran, justru lebih dulu
mengenal Islam sebelum para penyebar agama lain dari Eropa menguasai negeri
itu. Fakta-fakta ini mungkin akan membuat kita berbeda memandang Amerika, yaitu
sebagai bagian dari wilayah yang dakwah disana harus diteruskan.
1.
Khashshash bin Said bin Aswad
Ada banyak versi tentang siapakah
yang pertama kali membawa agama Islam ke Amerika. Salah satunya yang bisa
disebut adalah Khashshah bin Said bin Aswad yang tercatat
dalam sejarah pada tahun 889 masehi telah mendarat di benua itu.
Dia seorang navigator muslim yang
berasal dari Cordoba, Spanyol. Sebagaimana kita ketahui, Spanyol saat itu
merupakan pusat peradaban Islam di Barat, di bawah pimpinan Khilafah Bani
Umayah II.
Menyeberangi lautan Atlantic,
pelaut muslim ini tercatat sebagai di antara pembawa agama Islam ke Amerika,
hanya terpaut 200-an tahun setelah Rasulullah SAW wafat.
Para ahli geografi dan
intelektual dari kalangan muslim yang mencatatkan perjalanan ke benua Amerika
adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun
957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab Addin Abul Abbas Ahmad
bin Fadhl Al Umari (1300-1384) dan Ibn Battuta (meninggal
tahun 1369).
Menurut catatan ahli sejarah
dan ahli geografi Muslim Al Masudi (871-957), Khashkhash Ibn Saeed Ibn
Aswad adalah seorang penjelajah muslim dari Cordoba di Andalusia,
telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masihi. Dalam bukunya, ‘Muruj
Adh-dhahab wa Maadin al-Jawhar’ (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels),
Al Masudi melaporkan bahawa semasa pemerintahan Khalifah Sepanyol Abdullah
Ibn Muhammad (888-912), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad berlayar
dari Delba (Palos) pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik
hingga menemui wilayah yang asing dan disebutnya sebagai Ard
Majhoola. Kemudian beliau kembali dengan membawa pelbagai barangan yang
menakjubkan. Selepas penemuan itu, banyak pelayaran menuju daratan di seberang
Lautan Atlantik dilakukan. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az Zaman’ yang
memuat bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia.
Dr. Youssef Mroueh
juga menulis bahawa semasa pemerintahan Khalifah Abdul Rahman
III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah, tercatat adanya orang-orang Islam
dari Afrika yang berlayar dari pelabuhan Delba (Palos) di Sepanyol menuju ke barat
lautan yang gelap dan berkabut , iaitu Lautan Atlantik. Setelah itu mereka
berjaya kembali pulang ke Palos dengan membawa barang-barang bernilai yang
diperolehnya dari tanah yang begitu asing pada masa dulu.
Palos, Spanyol
Beliau juga menulis menurut
catatan ahli sejarah Abu Bakr Ibn Umar Al-Gutiyyabahawa pada masa
pemerintahan Khalifah Sepanyol, Hisham II (976-1009) seorang pelayar
dari Granada bernama Ibn Farrukh tercatat meninggalkan pelabuhan Kadesh pada
bulan Februari tahun 999 melintasi Lautan Atlantik dan mendarat di Gando
(Kepulaun Canary).
Ibn Farrukh mengunjungi Raja
Guanariga dan kemudian meneruskan pelayarannya ke barat sehingga melihat dua
pulau dan menamakannya Capraria dan Pluitana. Ibn Farrukh kembali ke Sepanyol
pada bulan Mei 999.
Pelayaran melintasi Lautan
Atlantik dari Maghribi juga dicatat oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali
bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya bertolak dari Tarfayadi Maghribi pada
zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286-1307) raja keenam dalam
dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Caribbean pada
tahun 1291. Menurut Dr. Morueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan rujukan
oleh para saintis Islam.
Sultan-sultan dari kerajaan
Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu juga pernah
melakukan pelayaran sehingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin
Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300-1384) telah memerincikan eksplorasi
geografi ini. Timbuktu yang berada di tengah-tengah afrika kini dilupakan,
dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan dan pusat keilmuan yang maju
di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut banyak dilakukan baik menuju ke
Timbuktu ataupun bermula dari Timbuktu.
Lokasi Timbuktu
Sultan yang tercatat akan
eksplorasinya hingga ke benua baru waktu itu adalah Sultan Abu Bakari
I (1285-1312), iaitu saudara Sultan Mansa Kankan
Musa (1312-1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintasi Lautan
Atlantik sehingga ke Amerika dan menyusuri sungai Mississippi.
Sultan Abu Bakari I melakukan
eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippi di
antara tahun 1309-1312. Para eksplorasi ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian,
penemuan benua Amerika dilakarkan di dalam peta berwarna Piri
Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman
Sultan Selim I tahun 1517.
Peta Piri Re’isi
Perbandingan peta Piri
Re’isi dengan peta sebenar
2.
Laksamana Ceng Ho
Selain itu sejarah juga mencatat
bahwa Laksamana Ceng Ho yang beragama Islam, juga pernah mendarat di benua
Amerika. Yang menarik, laksamana yang juga seorang da`i muslim ini mendarat 70
tahun lebih awal dari Colombus.
Perbandingan Kapal Chengho dan
Vasco Da Gama
Bahkan armada dan kapal Ceng Ho
jauh lebih besar dari kapal milik Colombus. Namun karena sejarah dunia ditulis
oleh orang lain, maka fakta bahwa Ceng Ho mendarat lebih dahulu dari Colombus
seolah lenyap di balik kebohongan nyata.
Perbandingan Kapal Chengho dan
Columbus
Gambar di atas menunjukkan bahwa
kapal Cheng Ho memang jauh lebih besar dibandingkan kapal Colombus. Kapal ini
juga tercatat pernah mendarat di nusantara, selain berdiplomasi dan berdagang,
juga menyebarkan dakwah Islam.
Cheng Ho punya nama arab, yaitu
Haji Mahmud Shams. Beliau adalah seorang muslim China yang lahir tahun 1371 dan
wafat tahun 1433. Terkenal sebagai pelaut dan penjelajah Tiongkok terkenal yang
melakukan beberapa penjelajahan antara tahun 1405 hingga 1433.
Peta Cheng Ho
3.
Columbus.
Kisah Columbus Menemui
Benua Amerika
Berbalik kepada cerita
Columbus, Columbus sendiri mengetahui bahawa orang-orang
Carib (Caribbean) adalah pengikut Nabi Muhammad. Orang-orang Islam telah
berada di sana sebelum ketibaan Columbus terutama orang-orang dari Pantai Barat
Afrika. Mereka mendiami Caribbean, Amerika Utara dan Selatan. Namun tidak
seperti Columbus yang ingin menguasai dan memperhambakan rakyat Amerika.
Orang-orang Islam datang untuk berniaga dan ada juga yang mengawini
orang-orang pribumi.
Gibara , Cuba
Columbus juga mengakui pada
21 Oktober 1492 dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai
Cuba telah melihat sebuah masjid (yang berada di atas bukit dengan
indahnya menurut sumber tulisan lain). Sisa-sisa runtuhan masjid telah ditemui di
Cuba, Mexico, Texas dan Nevada. Ini sekaligus menjadi bukti kukuh bahwa Islam
telah lama bertapak di sana.
Dan fakta yang perlu kita
ketahui adalah 2 orang nahkoda kapal yang dipimpin oleh Columbus iaitu kapten
kapal Pinta dan Nina adalah orang-orang muslim iaituMartin
Alonso Pinzon dan Vicente Yanex Pinzon. Mereka berdua adalah
bersaudara dan mempunyai kaitan persaudaraan dengan Sultan Maghribi
Abuzayan Muhammad III (1362). [THACHER, JOHN BOYD: Christopher Columbus, New
York 1950].
Martin Alonso Pinzon
Vicente Yanex Pinzon
Kenapa hanya Columbus yang
dikenali sebagai orang yang menjumai benua amerika? Kerana pada waktu itu kaum
yahudi diusir dari Spanyol (sebanyak 300,000 orang yahudi yang diusir
oleh raja Ferdinand). Orang-orang Yahudi mengumpul dana untuk pelayaran Columbus
dan berita ‘penemuan benua Amerika’ telah diberitahu oleh Christopher Columbus
kepada kawan-kawannya yang beragama Yahudi
di Spanyol.Pelayaran Columbus ini telah dijadikan popular dan kisah
ini diperlukan untuk menciptakan legenda sesuai dengan kehendak Yahudi yang
ingin menguasai dunia. Tidak menghairankan jika sejarah yang kita pelajari
sekarang menipu kita. Ini disebabkan semua media gergasi dunia dikuasai
golongan Yahudi.
Perbandingan armada Zheng He dan
Colombus
Fakta-fakta diatas memperlihatkan
ketidak-jujuran penulisan fakta sejarah tentang penemuan benua Amerika.
Penyelewengan sejarah oleh orang-orang Yahudi yang terjadi sejak pertama kali
mereka bersama-sama orang-orang Eropah menjejakkan kaki di benua Amerika.
4.
Indian Muslim
Yang menarik adalah islamnya
suku-suku asli yang menghuni benua Amerika, yaitu Indian. Gambar utama tulisan
ini adalah lukisan wajah seorang kepala suku Cherokee, Seqouya.
Tercatat begitu banyak bukti
bahwa suku-suku itu banyak yang sudah mengenal agama Islam, seperti Apache,
Cherokee, Sioux, Anasazi, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah (mirip nama
mekkah Al-Mukarramah), Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan
Zuni.
Begitu banyak bukti bahwa bangsa
Indian sudah memeluk agama Islam. Misalnya, beberapa tulisan cherokee abad ke-7
terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan tulisan “Muhammad” dalam
bahasa Arab.
Ciri lainnya adalah foto atau
lukisan yang kita lihat tentang kostum yang dikenakan oleh bangsa Indian.
Ternyata banyak kepala suku Indian mengenakan tutup kepala khas orang Islam,
seperti sorban ini. Bahkan mereka mempunyai aksara Syllabary yang mirip aksara
Arab.
Dan fakta yang tidak
terbantahkan, adalah sebuah naskah perjanjian antara pemerintah Amerika dan
Kepala Suku Indian Cherokee. Naskah itu hingga kini masih tersimpan rapi di
gedung Arsip Perpustakaan Nasional di ibukota Washington DC.
Yang menarik, nama kepala Suku
Cherokee adalah Abdel-Khak and Muhammad Ibnu Abdullah. Jelas itu nama muslim.
Indian Removal Act
Namun populasi suku Indian yang
banyak menganut agama Islam menurun drastis akibat pembantaian. Salah satunya
kebijakan resmi pemerintah USA berupa Indian Removal Act tahun
1830 yang memberikan izin resmi buat bangsa Eropa untuk mengusir atau membunuh
bangsa Indian.
Andy Jackson
penggagas Indian Removal Act
Tercatat lebih dari 70.000 orang
indian di usir dari tanahnya sehingga mengakibatkan ribuan orang meninggal.
Sejarah Islam Dan Suku Indian
Cheeroke
Sejarah hubung kait islam dan
penduduk Red Indian Amerika ini adalah panjang. Semangat orang-orang Islam dan
China ketika itu untuk mengenal lebih jauh tentang dunia selain untuk
melebarkan pengaruh, mencari sumber dan jalan perdagangan baru dan ini menyebabkan
dakwah Islam semakin meluas dan mendorong mereka untuk lebih berani melintasi
kawasan yang masih dianggap gelap dalam peta-peta mereka waktu itu. Sebagai
contoh adalah Cheng Ho (nama islamnya Hajji Mahmud Shamsuddin)
dan Ibnu Batutta. Selain itu terdapat juga pelayar-pelayar Islam yang lain
tetapi tidak tercatat pada buku -buku akademik.
5.
Muslim Afrika Amerika
Salah satu faktor penyebaran
agama Islam di Amerika adalah didatangkannya ribuan budak-budak dari Afrika ke
benua Amerika. Dan mereka umumnya beragama Islam. Muhammad Ali petinju
legendaris adalah salah satu contoh keturunan Afrika yang tetap menjadi muslim
di Amerika. Dan tidak sedikit nama mereka yang mirip dengan nama-nama Arab,
seperti Karim Abdul Jabbar, sang pemain basket.
Selama tahun 1520-an telah
didatangkan budak ke Amerika Utara dari Afrika. Diperkirakan sekitar 500 ribu
jiwa dikirim ke daerah ini atau 4,4% dari total 11.328.000 jiwa budak yang
ada.Diperkirakan sekitar 50% budak atau tidak kurang dari 200 ribu jiwa budak
yang didatangkan berasal dari daerah-daerah yang dipengaruhi oleh Islam.
Menurut sensus AS tahun 2003, ada
sejumlah 37,1 juta warga kulit hitam di AS, yang berarti 12,9 persen dari total
populasi. New York City mempunyai rakyat kulit hitam perkotaan tertinggi pada
tahun 2000 dengan jumlah 2 juta jiwa.
ü
Malcolm X
Bicara tentang Islam di Amerika,
kita tidak bisa melewatkan nama Malcolm X, tokoh Muslim dari kaum
Afrika-Amerika yang ketokohannya dapat disandingkan dengan Dr. Martin Luther
King.
Malcolm X dicatat sebagai orang
yang berjuang menghapus segala macam diskriminasi lebih-lebih yang menimpa kaum
Afrika-Amerika yang sering dikonotasikan dengan kaum negro yang
terdiskriminasikan.
Malcolm menjadi orang nomer 2 di
Nation of Islam setelah Elijah Muhammad, ia juga yang membuat organisasi ini
menjadi besar dalam kurun waktu 1 dasawarsa. Di tahun 1952, Nation of Islam
hanya beranggotakan 500 orang, tapi di tahun 1963 anggotanya berkembang pesat
menjadi 25.000 orang. Malcolm juga yang mengajak petinju fenomenal, Casius
Clay, bergabung dengan Nation of Islam yang kemudian mengganti namanya menjadi
Muhammad Ali.
Dakwah Malcolm X semakin mantab
dan lurus terutama setelah melakukan perjalanan ibadah haji atas undangan
Kerajaan Saudi Arabia di tahun 1964. Malcolm berangkat ke Jeddah, Arab Saudi,
untuk belajar Islam sekaligus berhaji.
Walau pun awalnya datang dalam
kondisi tak berkemampuan berbahasa Arab dan pemahaman yang keliru tentang
Islam, namun setelah dipertemukan dengan sumber-sumber penajar Islam yang
original, Malcolm X mendapatkan gambaran yang berbeda dari pandangannya selama
ini.
Terutamai setelah melihat jamaah
haji yang berkumpul dari belahan bumi, dari berbagai ras, bangsa dan warna
kulit yang semua memuji Tuhan yang satu dan tidak saling membedakan.
ü
Muhammad Ali : Petinju Legendaris
Muhammad Ali lahir di Louisville,
Kentucky, Amerika Serikat. Namanya mengikuti nama ayahnya, Cassius Marcellus
Clay, Sr. Ali kemudian mengubah namanya setelah bergabung dengan Nation of
Islam dan akhirnya memeluk Islam Sunni pada tahun 1975.
Terinspirasi oleh Malcolm X untuk
bergabung dengan Nation of Islam, dan diberi nama Muhammad Ali oleh tokoh NOI
Ellijah Muhammad.
Muhammad Ali secara tegas
menentang keterlibatan Amerika Serikat dalam perang Vietnam. Saat menentang
wajib militer ke Vietnam, Ali dijatuhi hukuman lima tahun penjara, namun dia
berhasil lolos dari hukuman penjara dalam keputusan sidang bandingnya. Vonis
penjara ini akhirnya dibatalkan setelah tiga tahun dibacakannya vonis tersebut.
ü Barrack
Obama
Meski banyak kalangan yang
pesimis dengan kebijakan presiden Amerika Barrack Obama yang konon masih
berdarah muslim, namun setidaknya naiknya Obama menjadi president USA ke-44 dan
menjadi orang nomor satu disana, menjadi sangat fenomenal.
Betapa tidak, Obama adalah orang
kulit hitam pertama yang menjadi presiden Amerika. Sejak presiden pertama,
Amerika belum pernah punya presiden dari kalangan `kulit hitam`. Dan ternyata
si Obama yang anak Menteng ini masih `berbau` Islam, meski dia tegas menyatakan
bukan pemeluk Islam.
Tetapi setidaknya, pidato yang
disampaikan Obama di Mesir beberapa waktu yang lalu cukup memberi angin segar
buat umat Islam di Amerika.
ü Muslim
Amerika
Saat ini boleh dibilang Islam
lebih banyak dipeluk oleh kalangan Afro-American ini dibandingkan dengan
penduduk dari kulit putih. Apalagi dengan adanya perbedaan ras yang ternyata
masih kental. Dan keberadan muslim Afro-American ini -sedikit banyak- turut
mewarnai benua Amerika dengan warna Islam.
Saat ini jumlah penduduk USA
diperkirakan 308 juta. Yang beragama Islam diperkirakan hanya sekitar 3 jutaan
saja, atau sekitar 1%. Jumlah ini sangat minoritas, dan sayangnya rata-rata
mereka hidup tertindas. Terutama setelah peristiwa runtuhnya menara WTC di
tahun 2001.
ü Menjadi
Minoritas Tertindas
Sejak itu umat Islam yang hidup
di Amerika tidak tenang hidupnya, sebab sewaktu-waktu mereka bisa saja
dikejar-kejar dan dimasukkan ke penjara, tanpa alasan yang jelas. Ditambah lagi
hukuman dari masyarakat yang termakan oleh penggiringan opini media massa. Penderitaan
mereka semakin lengkap.
Banyak serangan-serangan yang
terjadi tehadap Muslim Amerika setelah kejadian itu, walaupun ini terbatas pada
kelompok minoritas kecil.
Menurut survey yang dilakukan
pada 2007, 53% Muslim Amerika menganggap bahwa menjadi lebih sulit menjadi
seorang Muslim (di AS) setelah serangan itu.
Wanita Muslim yang menggunakan
hijab/jilbab diganggu, menyebabkan beberapa wanita Muslim lebih memilih untuk
tinggal dirumah, sedangkan yang lainnya untuk sementara meninggalkan praktik
(pekerjaan).
ü Yahudi
Amerika : Minoritas dan SANGAT berkuasa
Meski jumlahnya hanya sekitar 5
juta orang atau 1,6 % dari total penduduk USA, namun komunitas yahudi SANGAT
berkuasa.
Hal itu karena orang-orang yahudi
sangat kompak dan membangun semua unsur kekuatan secara serius. Selain
membangun berbagai industri besar, mereka juga menekuni bisnis berskala
international, termasuk rajin membangun jaringan industri media massa,
komputer, telekomunikasi, minyak bumi, properti, hiburan, life style, sampai
keurusan pertanian.
Bahkan kesadaran politik kekuatan
yahudi di Amerika sangat maksimal. Dengan budaya money politik yang tinggi,
yahudi selalu bersedia memodali para calon penguasa di negeri itu, dimana
memang faktor kepemilikan modal uang menjadi syarat nomor satu untuk mencapai
puncak kekuasaan.
Dan buat yahudi, siapa pun yang
ingin mendaki puncak karir politik, selalu ada dana dan modal yang bisa
digelontorkan tanpa batasan. Yang penting, politik kebijakan rezim itu harus
sangat pro kepentingan yahudi.
Sumber : Dari Berbagai Sumber