Manusia merupakan
mahluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, yang membedakan kesempurnaan
manusia dengan mahluk-mahluk lainnya adalah akal, Allah SWT membekali akal bagi
manusia untuk keberlangsungan hidupnya, agar tercipta suasana yang kondusif,
sehingga sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia yaitu sebagai Khalifah
fil-ard ( wakil Tuhan di bumi), yang membawa misi Rahmatan lil’alamin (kasih
sayang bagi seluruh alam).
Dengan
akal pikirang yang telah diberikan oleh Allah SWT, manusia dituntut untuk
mengembangkannya, yaitu dengan jalan mencari ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang
terdapat dalam sabda-sabda RasulNya, yaitu Muhammad SAW, yang megumandangkan
kewajiban mencari ilmu bagi umat Muslim. Rasulullah SWA memprioritaskan umatnya
untuk mencari ilmu syar’i, yaitu demi pembentukan sikap dan prilaku yang
mengandung unsur Akhlakul Karimah.
Dewasa ini banyak perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semisal dalam bidang elektronika ada televisi, radio, komputer. Bidang otomotif ada mobil, pesawat terbang, kapal. Bidang kedokteran ada bayi tabung, cangkok ginjal, cloning, dan lain sebagainya. Yang semakin lama semakin berkembang.
Berkenaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut, maka umat Islam yang notabennya memprioritaskan pendidikannya dalam lingkup syar’i akan jauh ketinggalan dibandingkan dengan orang-orang barat yang mayoritas nonMuslim. Dengan pendalaman ilmu-ilmu syar’i saja, umut Muslim akan terpuruk, dan selalu di jajah dengan adanya kebutuhan-kubutuhan yang harus dipenuhi dari hasil ciptaan dan karya orang-orang barat. Maka dari itu, kita akan mencoba mengkaji pandangan Islam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi demi meningkatkan pemahaman Islam yang secara totalitas dan tidak parsial, dan juga demi kemajuan umat Islam dalam segala bidang ilmu.
Pertanyaan yang sering terlontar
dari benak orang-orang adalah:
1.
Apa pengertian ilmu pengetahuan
dan teknologi?
2.
Bagaimana pandangan Islam
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi?
Maka setitik jawaban telah kami dapatkan terhadap pertanyaan di atas. Yakni;
1.
Pengertian
ilmu Pengetahuan.
Dalam kehidupan manusia banyak
mnedapat pengalaman, dari pengalaman itu didapatkan sejumlah pengetahuan atau
knowledge yang memiliki sifat keajegan tertentu tanpa kemampuan untuk
menjelaskan sebab-sebabnya secara terinci dan rasional. Pengetahuan demikian
banyak macamnya dalam kehidupan ini. Tiap manusia berbeda jumlah dan macamnya
pengalaman yang dimiliki tersebut, tanpa ada kemampuan untuk menjelaskannya.
Kalau ingin mampu memberikan
penjelasan maka masih diperlukan kegiatan yang lebih intens untuk mendapatkan
pengetahuan yang lebih utuh daripada umumnya pengetahuan yang ada. Untuk itu
perlu didukung oleh sejumlah kegiatan berikutnya yang lebih serius guna
mendapatkan intisari pengetahuan tersebut hingga dapat dipedomani untuk
perencanaan, prediksi-prediksi maupun kontrol atas kebenarannya.
Kombinasi usaha mencari
pendekatan rasional dan mengumpulkan fakta-fakta empiris inilah yang bias
disebut dengan pendekatan mendapatkan pengetahuan dengan metode keilmuan.
Melalui metode keilmuan akan didapatka “ilmu” dari sejumlah “pengetahuan”, yang
memiliki cirri-ciri tertentu, sebagai pembeda dengan pengetahuan-pengetahuan
lainnya yang belum teruji. (pengetahuan = knowledge, sedang ilmu = science atau
sains). Jadi ilmu adalah pengetahuan yang memenuhi cirri-ciri tertentu dan
disinilah dibakukan menjadi “ilmu pengetahuan”, yang kedua terminology tersebut
digabung menjadi satu kata. Dapat juga dirumuskan bahwa ilmu ialah sebagai
“pengetahuan yang ilmiah”.
Sedangkan teknologi adalah
penerapan ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan
tertentu. Adapun tujuan manusia dalam kehidupan ini dapat menjadi banyak
sekali, yang kesemuanya itu ditentukan oleh niatnya, sebagaimana yang disebut
dengan “semua amal itu tergantung pada niatnya”.
Kedudukan ilmu pengetahuan
sendiri sebagai ilmu dasar jelas netral. Setelah digunakan manusia untuk
diterapkan guna mencapai suatau tujuan, barulah dapat dinilai apakah penerapan
itu dapat dibenarkan oleh agama atau tidak.
2.
Pandangan
Islam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan uraian secara deskriptif di atas, maka judul makalah ini dapat didekati agak menjadi lebih jelas yang menghubungkan antara ajaran agama Islam dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agama Islam banyak memberikan penegasan mengenai ilmu pengetahuan baik secara nyata maupun secara tersamar, seperti yang disebut dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya sebagai berikut :
"Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan."
Maksudnya sebagai berikut :
sama-sama dari kelompok yang beriman, maka Allah SWT akan masih meninggikan
derat bagi mereka, ialah mereka yang berilmu pengetahuan.
Orang berilmu pengetahuan berarti menguasai ilmu dan memilki kemampuan untuk mendapatkan dan menjelaskannya. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan antara lain adanya sarana tertentu, yakni yang disebut “berpikir”. Jelasnya berpikir pada dasarnya merupakan suatu proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, apabila di dalam Al-Qur’an sering-sering disebut dengan kata-kata “berpikir” atau “berpikirlah” dan sebagainya. Dalam arti langsung maupun dalam arti sindiran dapat kita artikan juga sebagai perintah untuk mencari atau menguasai ilmu pengetahuan.
Dalam Al-qur’an dan Hadist sangat banyak ayat-ayat yang menerangkan hubungan tentang ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan serta pemanfaatannya yang kita sebut Iptek. Hubungan tersebut dapat berbentuk semacam perintah yang mewajibkan, menyurum mempelajari, pernyataan-pernyataan, bahkan ada yang berbentuk sindiran. Kesemuanya itu tidak lain adalah menggambarkan betapa eratnya hubungan antara Islam dan Iptek sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tegasnya hubungan antara Islam dan Iptek adalah sangat erat dan menyatu.
Dalam pandangan Islam, Iptek juga di gambarkan sebagai cara mengubah suatu sumber daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi nilainya, hal ini tercoverr dalam surat Ar-Ra’d syat 11, yaitu :
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya Al-Qur’an telah mendorong manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka meningkat. Upaya ini harus merupakan rasa syukur atas keberhasilannya dalam merubah nasibnya. Dengan perkataan lain, rasa syukur atas keberhasilannya dimanifestasikan dengan mengembangkan terus keberhasilan itu, sehingga dari waktu kewaktu keberhasilan itu akan selalu maningkat terus.
Pada masa Nabi sudah ada penemuan-penemuan yang bisa dinamakan dengan Iptek, sepertihalnya Iptek dalam dunia pertanian. Para sahabat Nabi pernah melalukan pembuahan buatan (penyilangan atau perkawinan) pada pohon kurma. Lalu Nabi menyarankan agar tidak usah melakukannya. Kemudian ternyata buahnya banyak yang rusak dan setelah itu dilaporkan kepada Nabi, maka Nabi berpesan “ Abirruu antum a’lamu biumuuri dunyaakum” (lakukanlah pembuahan buatan! Kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian).
Di dalam Al-Qur’an disebutkan juga secara garis besar, tentang teknologi. Yaitu tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman lainnya, tentang penciptaan mahluk hidup, termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya, dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di sekelilingnya, meskipun Al-Qur’an bukan buku kosmologi, atau biologi, atau sains pada umumnya, namun Al-Qur’an jauh sekali dalam membicarakan teknologi.
Dari beragam uraian di atas
bahwasanya kita dapat melihat sendiri bagaimana pandangan Islam terhadap Iptek.
Dalam pedoman utamanya (Al-Qur’an), banyak disebutkan sesuatu hal yang
berkaitan dengan Iptek, hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat erat sekali
dengan Iptek. Jadi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini merupakan wujud
dari implikasi Al-Qur’an yang sebenarnya. Banyak seruan-seruan di dalamnya yang
menganjurkan manusia untuk berfikir dan mengembangkan potensinya dalam
pengetahuan. Namun satu hal yang sangat disayangkan, umat muslim sangat rendah
dalam bidang Iptek, sehingga ketinggalan perkembangan dengan orang-orang non
muslim. Semoga dengan ini umat Islam sadar dan mau mengembangkan pengetahuannya
dalam berbagia hal, sehingga menjadi umat yang berkualitas dengan adanya
ketakwaan dan pengetahuan yang ditinggi.
Nah, dengan demikian dapatlah kita tarik kesimpulan sebagai berikut:
a.
Ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek) adalah keilmuan yang tinggi yang dimiliki oleh seseorang dan mampu
menjadi alat untuk menyelesaikan masalah.
b.
Pandangan Islam terhadap Iptek
adalah Iptek merupakan suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan oleh seseorang,
karena sangat pentingnya Iptek, maka hal tersebut sering disebut dalam
Al-Qur’an. dalam arti Islam sangat menganjurkan pengembangan Iptek.